ARTIKEL ISLAM: KEUTAMAAN ILMU

Rabu, 25 Februari 2009

KEUTAMAAN ILMU

KEUTAMAAN ‘ILMU



Surat Al-Baqarah : 31
“Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda) semuanya”, (baik dengan cara menciptakan ilmu sebangsa laduni atau dengan cara mendatangkannya kedalam hati Adam dengan tidak membutuhkan suatu istilah yang bersusun (penjabaran secara terperinci). “Kemudian Allah mengemukakannya kepada Malaikat, lalu berfirman : “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu”, (ini adalah Perintah Allah kepada para Malaikat sekaligus peringatan terhadap kelemahan mereka atas urusan menjadi kholifah), “Jika kamu memang orang-orang yang benar!”(Menurut persangkaanmu bahwa kamu berhak menjadi kholifah), “Mereka menjawab : “Maha suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami”, (Ini merupakan pengakuan karena kelemahan dan kesalah sangkaan mereka dan


Diriwayatkan dari Nabi saw sesungguhnya Beliau telah bersabda: “Sesungguhnya yang paling selamat diantaramu dihari Qiamat dari kesulitannya dan tempatnya yaitu yang paling banyak kalian membaca sholawat kepadaku”
(Syifaus Syarif)

Dari Abi Hurairah dari Nabi saw sesungguhnya Beliau telah bersabda : “Barangsiapa yang menempuh suatu jalan menuju ‘ilmu, maka Allah menuntun kepadanya kepada jalan menuju syurga, dan sesungguhnya orang yang berilmu dimintakan ampunan baginya oleh makhluk yang ada dilangit dan makhluk yang ada di bumi sampai ikan yang ada dilaut, sesungguhnya ‘ulama itu pewaris para Nabi”.

Dan dari Abi Dzar sesungguhnya ia berkata : Telah bersabda Nabi saw : “Hai Abu Dzar, Sungguh bahwa berjalan engkau kemudian belajar ilmu satu bab dari kitab Allah itu lebih baik bagimu daripada sholat seratus roka’at dan berjalan engkau kemudian belajar ilmu satu bab dari suatu ilmu, apakah (ilmu itu) diamalkan atau tidak diamalkan, lebih baik bagimu daripada sholat seribu roka’at”.

Bersabda Nabi saw : “Barangsiapa yang belajar satu bab dari suatu ilmu karena akan mengajarkan kepada manusia, maka baginya diberi pahala 70 Nabi”.

Bersabda Nabi saw : “Barangsiapa yang duduk dekat orang yang berilmu selama dua jam atau makan bersamanya dua telan atau mendengar darinya dua kalimat atau berjalan dengannya dua langkah, maka Allah memberi kepadanya dua syurga, tiap-tiap syurga seperti dua kalinya dunia” (Misykaatul Anwar)

Dan dari ‘Ali karomallohu wajhah dari Nabi saw, sesungguhnya Beliau bersabda : “Aku bertanya kepada Jibril tentang orang-orang yang mempunyai ‘ilmu, maka (Malaikat Jibril) berkata: “Mereka itu adalah seperti lentera umatmu didunia dan diakhirat, berbahagialah bagi orang yang mengenal mereka, dan celakalah bagi orang yang mengingkari mereka dan membenci mereka” (Kawasyi)

Dan diriwayatkan dari Nabi saw sesungguhnya Beliau bersabda : “Barangsiapa yang sholat serta berjama’ah dan duduk didalam perkumpulan ‘ilmu dan mendengarkan firman Allah dan mengamlkannya, maka Allah memberi kepadanya 6 perkara :

  • Rizki dari yang Halal,
  • Selamat dari azab qubur,
  • Diberi kitab amalnya dari sebelah kanannya,
  • Melewati shirot/ jembatan seperti kilat yang menyambar,
  • Akan dikumpulkan beserta para Nabi,
  • Akan didirikan baginya sebuah gedung di syurga (yang terbuat) dari Yaqut merah, (dari gedung itu) terdapat empat Puluh pintu” (Zubdah).


Dari Ibnu Abbas ra sesungguhnya ia berkata : “Bagi ulama mempunyai derajat diatas derajat orang-orang mu’min yaitu 700 derajat, diantara dua derajat jaraknya (mencapai) 500 tahun perjalanan”

Dikatakan bahwa ilmu itu lebih utama daripada amal, dengan 5 macam :
Ilmu tanpa amal itu ada, sedangkan amal tanpa ilmu itu tidak ada,
Ilmu tanpa amal bermanfaat, sedangkan amal tanpa ilmu tidak bermanfaat,
Amal lazim (biasa) sedangkan ilmu menerangi seperti lentera,
Ilmu derajatnya para Nabi, seperti sabda Nabi saw: “Ulama itu umatku seperti para Nabinya Bani Isroil”,
Ilmu itu (salah satu) sifat Allah, sedangkan amal sifat hamba, (sedangkan) sifat Allah lebih utama daripada sifat hamba. (Tafsirut Taysiir)

Dari Ibnu Abbas ra, sesungguhnya ia berkata : “Diperintah memilih Nabi Sulaiman as antara ilmu dan kerajaan, kemudian Beliau memilih ilmu, maka ia diberi ilmu dan kerajaan”. Berkata sebagian Ahli Hikmah : “Ilmu terdiri dari 3 huruf yaitu ‘ain, lam dan mim, dan kepanjangan dari ‘ain ialah “illiyyin (tinggi), kepanjangan dari lam ialah Latif (penyayang), kepanjangan dari mim ialah mulku (kerajaan). Maka ‘ain selalu mengantarkan kepada orang yang mempunyai ilmu sampai kepada ‘illiyyin (syurga illiyyin) dan lam menjadikannya penyayang dan mim menjadikannya mempunyai kerajaan kepada semua makhluk”. Dan dikatakan: “Ilmu menunjukkan kepada kemuliaan ilmu”. Firman Allah kepada Muhammad saw (Dan katakanlah: “Ya Tuhanku tambahkanlah kepadaku ilmu”) karena sesungguhnya Allah ta’ala memberikan kepada Muhammad saw semua ilmu dan tidak memerintahkan Allah kepadanya dengan mencari tambahan kecuali ilmu”. (Majalis Abror)

Dihikayatkan sesungguhnya Nabi saw datang menuju pintu Masjid, kemudian Beliau melihat syaitan dekat pintu Masjid, kemudian Nabi saw berkata: “Hai Iblis, sedang apa kau disini?” Maka berkata Iblis: “Aku bermaksud untuk masuk kedalam Masjid dan menggoda sholatnya orang yang sedang sholat ini, tetapi aku takut oleh lelaki yang sedang tidur ini”, berkata Nabi saw: “Hai Iblis, mengapa kamu tidak takut kepada orang yang sedang melakukan sholat, padahal ia sedang berada dalam keadaan beribadah dan bermunajat kepada Tuhannya sedangkan kamu takut kepada orang yang sedang tidur, padahal ia berada dalam keadaan lupa”, Syaitan berkata: “Orang yang sedang sholat itu orang bodoh dan merusak sholatnya lebih mudah, sedangkan orang yang sedang tidur itu berilmu. Apabila aku menyesatkan orang yang sedang sholat dan merusak sholatnya, maka aku takut dari bangunnya orang yang sedang tidur, dan membereskan aku dengan cepat-cepat”. Kemudian Nabi saw bersabda : “ Tidurnya orang yang berilmu lebih baik daripada ibadahnya orang yang bodoh”.

Nabi saw bersabda : “ Barangsiapa yang bermaksud ingin menghafal ilmu, maka ia harus mengerjakan/ membiasakan 5 perkara , yaitu :

  • Sholat malam walaupun 2 rokaat,
  • Membiasakan/ mendawamkan wudhu,
  • Takut ketika waktu sepi (tidak ada siapa-siapa) dan karena ada orang lain,
  • Makan karena taqwa, bukan karena syahwat,
  • Menyikat gigi.


Nabi saw bersabda : “Sebaik-baik dunia dan akhirat adalah beserta ilmu, dan semulia-mulia dunia dan akhirat adalah beserta ilmu, dan seorang yang berilmu lebih agung keutamaannya disisi Allah ta’ala daripada seribu orang yang mati syahid”. Dan yang dimaksud dengan orang yang berilmu dalam hadits ini ialah orang yang berilmu dan yang mengamalkan dengan ilmunya.

Nabi saw bersabda : “Sesungguhnya Allah ta’ala menciptakan dibawah ‘Arasy satu bangunan yang ditulis diatas pintunya : ‘Barangsiapa yang ziarah kepada para ‘Ulama, maka seolah-olah ia berziarah kepada para Nabi’. Oleh karena itu bersabda nabi saw : “Duduk satu jam disamping para ‘Ulama lebih dicintai oleh Allah ta’ala daripada beribadah seribu tahun”.

Diriwayatkan dari Nabi saw : “Sesungguhnya Allah membangun satu kota dari cahaya dibawah ‘Arasy menyerupai 10 kalinya dunia, memiliki 1000 pohon dari Intan, Yakut, Zabarzad, intan Luk-luk dan Marjan. Maka apabila telah tiba Hari Qiamat, maka dibukakan daunnya pohon itu, kemudian memanggil seorang yang memanggil dari arah Tuhan Yang Maha Pemurah : “Dimanakah orang-orang yang selalu mengerjakan sholat lima waktu dengan berjama’ah?”, kemudian berkumpullah mereka dalam perkumpulan ilmu. “Dan datanglah kalian kepada naungan pohon ini pada hari ini”. Kemudian mereka berkumpul dibawahnya, kemudian disimpan diantara mereka hidangan makanan dari cahaya yang didalamnya apa-apa yang disukai/ disenangi oleh setiap diri dan menyenangkan mata (enak dipandang). Kemudian diakatan kepada mereka : “Makanlah olehmu daripadanya semuanya” (Begitu didalam kitab Mukasyafatul Asror)

Dan bersabda Nabi saw : “Tidak ada dari seorang mu’min yang bersedih karena disebabkan ditinggal mati oleh orang yang berilmu kecuali dituliskan oleh Allah ta’ala baginya pahala seribu orang yang berilmu dan seribu orang yang mati syahid”.

Begitu juga bersabda Nabi saw : “Meninggalnya orang yang berilmu sama dengan matinya alam”.
- Dan didalam kitab Kawasyi : “Barangsiapa yang memarahi seseorang dari ahli ilmu dengan kalimat zina (kotor/ senonoh), maka ia telah kafir dan tertalaq (tercerai) dari istrinya dengan thalaq ba’in menurut (Nabi) Muhammad saw dan menurut ahli fiqih”.
- Dan menurut syeh Shodrun as-Syahid didalam kitab Fatawi Badii’uddin : “Barangsiapa yang meremehkan orang yang berilmu, maka ia telah kafir dan terthalaq istrinya dengan ba’in”.

Dan bersabda Nabi saw : “Akan datang suatu zaman atas umatku yang meninggalkan para ‘Ulama dan ahli Fiqih, maka Allah akan memberinya 3 jenis bencana , yaitu :
Diangkat keberkahan dari hasil usahanya,
Allah mengaruniakan kepada mereka pemerintahan yang dzalim,
Akan keluar (meninggal dunia) tanpa iman.
(Seperti itu didalam kitab Mukaasyatfatul Asror)

Dan diriwayatkan, sesungguhnya Nabi saw telah bersabda : “Apabila telah datang hari Qiamat , maka akan didatangkan 4 golongan didekat pintu syurga tanpa melihat Hisab dan Azab, mereka itu ialah :
Orang yang berilmu yang mengamalkan dengan ilmunya,
Orang yang naik haji yang berhaji tanpa melakukan kerusakan,
Orang yang mati syahid yang terbunuh dimedan perang,
Orang yang dermawan yang usahanya dari harta yang halal dan menginfakkannya dijalan Allah ta’ala dengan tanpa riya’.
Kemudian berebut (berlomba-lomba) sebagian golongan dari sebagian yang lain agar dapat memasuki syurga paling pertama. Maka Allah mengutus Malaikat jibril agar menghukumi diantara mereka. Kemudian Jibril bertanya yang pertama kali kepada golongan yang mati syahid: “Apa amalmu didunia sehingga ingin memasuki syurga lebih dulu ?”, kemudian mereka menjawab : “Aku terbunuh dimedan perang karena mengharapkan ridho Allah ta’ala”. Kemudian berkata jibril as : “Dari siapakah engkau mendengar pahala orang yang mati syahid ?”, mereka berkata : “dari para ‘Ulama”, kemudian berkata Jibril as : “Jagalah adab (sopan santun), janganlah kamu mendahului kepada gurumu”. Kemudian Jibril as mengangkat kepalanya kepada golongan yang naik haji, kemudian berkata-kata seperti tadi, kemudian kepada golongan orang yang dermawan, kemudian berkata-kata seperti tadi, kemudian berkata golongan orang yang berilmu : “Ya Tuhanku, aku tidak akan berhasil (mempunyai) ilmu, kecuali karena dermawannya orang yang dermawan dan oleh karena kebaikan mereka”. Kemudian Allah azza wajalla berfirman : “Benarlah kalian orang-orang yang berilmu, Wahai Malaikat Ridwan, bukalah pintu syurga, sehingga masuk orang-orang yang dermawan kedalam syurga dan semuanya setelah mereka “.
(Seperti itu didalam kitab Masyakatul Anwar)

Dan bersabda Nabi saw : “Seutama-utamanya orang yang berilmu atas orang-orang yang beribadah adalah seperti aku mengungguli kalian”. Begitu juga Allah ta’ala telah mewahyukan kepada Nabi Ibrahim as : “Aku Maha Mengetahui, mencintai kepada oarng yang berilmu”. Berkata Hasan ra : “Tintanya ‘ulama akan ditimbang pada hari Qiamat dengan darahnya para Syuhada, maka lebih berat tintanya para ‘ulama daripada darah para syuhada”.

Begitu juga bersabda Nabi saw : “Jadilah orang yang berilmu atau orang yang belajar ilmu atau menjadi pendengar ilmu dan janganlah kamu menjadi orang yang keempat”. Dikatakan : “Ya Rasululloh, amal apa yang lebih utama?”, Nabi saw bersabda : “Ilmu tentang Allah (Ma’rifatulloh)”. Karena sesungguhnya amal yang sedikit disertai ilmu itu bermanfaat, dan sesungguhnya amal yang banyak tapi tidak disertai dengan ilmu itu tidak bermanfaat. Maka dapat diketahui dari hadits ini bahwa sesungguhnya ilmu itu lebih mulia permatanya daripada ibadah, tetapi Wajib bagi seorang hamba itu beribadah disertai dengan ilmu dan bila ibadah tidak disertai ilmu maka Jadilah amalnya seperti abu yang berhamburan.

Dan bersabda Nabi saw : “Melihat wajah orang yang berilmu itu ibadah”.

Dan bersabda Nabi saw : “Sesungguhnya Allah dan Malaikat-Nya dan penghuni langit dan bumi sampai semut yang ada dilubangnya dan ikan dilautan, memintakan rahmat untuk orang yang mengajar manusia kepada kebaikan”. (Zubdatul Wa idzin)

Bersabda Nabi saw : “Sesungguhnya Allah menjadikan anak Adam atas 8 perkara : Sebagian yang 4 untuk ahli syurga, yaitu : 1). Wajah yang manis, 2). Lisan yang fasih, 3). Hati yang taqwa, 4). Tangan yang dermawan. Dan yang 4 untk ahli Neraka, yaitu : 1). Wajah yang masam, 2). Lisan yang jelek, 3). Hati yang keras, 4). Tangan yang bakhil”. Maha benar Rasululloh

Dan bersabda Nabi saw : “Takutlah kamu oleh 3 golongan manusia, mereka itu adalah : 1). Ulama yang lupa dari amal, 2). Orang faqir yang membiasakan dosa karena ingin diberi (meminta-minta), 3). Orang yang mengaku tasawuf (bersih) yang bodoh”.

Dan bersabda Nabi saw : “Tegaknya dunia karena 4 perkara : Yang pertama oleh ilmunya para ‘ulama, kedua oleh adilnya pemerintah, yang ketiga oleh dermawannya orang yang kaya, dan yang keempat oleh do’anya orang-orang faqir”. Dan apabila tidak ada ilmunya para ‘ulama, maka pasti binasa orang-orang bodoh, dan bila tidak ada orang-orang kaya yang dermawan, pasti binasa orang-orang faqir, dan apabila tidak ada do’anya orang-orang faqir, maka tentu binasa orang-orang kaya, dan apabila tidak ada adilnya pemerintah, maka pasti memakan sebagian manusia kepada sebagian yang lain, seperti memakannya seekor serigala kepada kambing”.

Dan bersabda Nabi saw : “Barangsiapa yang menafkahkan satu dirham kepada orang yang mencari ilmu, maka ia seperti menafkahkan semisal gunung Uhud dari emas merah dijalan Allah ta’ala”.

Dan bersabda Nabi saw : “Barangsiapa yang sholat, yaitu sholat berjama’ah beserta orang-orang muslim selama 40 hari tidak terlewat satu raka’atpun, maka ditulis oleh Allah baginya dihapuskan dari sifat-sifat orang Munafik”.

Dan bersabda Nabi saw : “Barangsiapa yang sholat shubuh kemudian duduk karena untuk dzikir (mengingat) kepada Allah ta’ala, maka Allah ta’ala akan memberi di syurga firdaus 70 gedung dari emas dan perak”

Dan bersabda Nabi saw : “Sesungguhnya perumpamaan sholat adalah seperti sungai yang mengalir kepintu salah seorang diantaramu yang orang itu mandi disungai itu setiap hari 5 kali, Apakah tersisa dari orang itu suatu kotoran ?”, menjawab para Shahabat : “Tidak”, bersabda Nabi saw : “ begitu juga dengan sholat, membersihkan dosa”. (Kitab Daqooiqul Akhbar)


-------------- 0000000000 (%) 00000000 -------------



Dikutip dari Kitab “Durrotun Nashihiin Fil Wa’di wal Irsyaad”, karangan Utsman bin Hasan bin Ahmad As-Syakir al Khobawie, dari Ulama zaman 13 Hijriyah. Penerbit : PT. Thoha Putra Semarang



----------------------------------------------------------------------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar