ARTIKEL ISLAM: KEUTAMAAN SHOLAT BERJAMA'AH

Rabu, 25 Februari 2009

KEUTAMAAN SHOLAT BERJAMA'AH

KEUTAMAAN SHOLAT BERJAMA’AH


Surat Al-Baqarah :
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman”, yaitu (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, dan kepada apa-apa yang datang kepada mereka, “dan mengerjakan amal sholeh dan mendirikan sholat dan memberikan zakat”, adapun mendahulukan amal sholeh daripada sholat dan zakat karena amal sholeh lebih utama daripada keduanya (sholat & zakat), “bagi mereka pahala disisi Tuhannya dan mereka tidak merasa takut”, dari perkara yang akan datang, “ dan mereka tidak merasa prihatin”, terhadap perkara yang telah habis (pot).
(Qodhi Baidhowi)

Diriwayatkan dari Nabi saw : Sesungguhnya Nabi saw dalam keadaan duduk didalam masjid, kemudian masuk kepadanya seorang pemuda, kemudian Beliau memuliakannya disampingnya berada lebih tinggi diatas Abu Bakar ra, kemudian bersabda : “Ya Abu Bakar, aku mendudukkannya lebih tinggi darimu, karena sesungguhnya tidak ada seorangpun yang lebih banyak membaca sholawat daripada ia dan sesungguhnya ia selalu membaca disetiap pagi dan sore hari :

ﻞﺼﻳ ﻢﻟ ﻦﻣ ﺩ ﺪﻌﺑ ﺪﻤﺤﻣ ﻰﻠﻋ ﻞﺻﻭ ﻪﻴﻠﻋ ﻰﻠﺻ ﻦﻣ ﺩ ﺪﻌﺑ ﺪﻤﺤﻣ ﻰﻠﻋ ﻞﺻ ﻢﻬﻠﻟﺃ “
ﺎﻨﺗﺮﻣﺃ ﺎﻤﻛ ﺪﻤﺤﻣ ﻰﻠﻋ ﻞﺻﻭ ﻪﻴﻠﻋ ﻰﻠﺼﻳ ﻥﺃﺐﺤﺗ ﺎﻤﻛ ﺪﻤﺤﻣ ﻰﻠﻋ ﻞﺻﻭ ﻪﻴﻠﻋ
“ ﻪﻴﻠﻋ ﺓﻼﺼﻟﺍ ﻰﻐﺒﻨﻳ ﺎﻤﻛ ﺪﻤﺤﻣ ﻰﻠﻋ ﻞﺻﻭ ﻪﻴﻠﻋ ﺓﻼﺼﻟﺎﺑ

“Ya Allah, semoga rahmat tercurahkan kepada Muhammad dengan bilangan orang yang bersholawat kepadanya, dan semoga rahmat atas Muhammad dengan bilangan orang yang tidak bersholawat kepadanya, dan semoga rahmat atas Muhammad seperti Engkau mencintai atas dibacakannya sholawat kepadanya, dan semoga rahmat atas Muhammad seperti Engkau memerintahkan kepada kami untuk bersholawat kepadanya, dan semoga rahmat atas Muhammad seperti sepantasnya Engkau merahmati kepadanya”, oleh karena itu aku mendudukkannya lebih tinggi darimu”.

Dan diriwayatkan dari Nabi saw: “Barangsiapa yang mengerjakan sholat lima waktu serta berjama’ah, maka baginya 5 perkara :
Ia tidak akan terkena kefaqiran didunia,
Allah akan mengangkat siksaan didalam quburnya,
Akan diberikan kitab amalnya disebelah kanannya,
Akan melewati jalan diatas shirot (jembatan) seperti kilat yang menyambar,
Allah ta’ala akan memasukannya kedalam surga tanpa hisab.
(Mashobih)

Bersabda Nabi saw : “Sholat seorang lelaki disertai dengan berjama’ah lebih baik daripada sholat empat puluh tahun dirumahnya dengan munfarid”
Diriwayatkan bahwa sesungguhnya sholat berjama’ah itu lebih utama daripada sholat munfarid, yaitu 27 derajat.

Dan dalam hadits Nabi saw, sesungguhnya Beliau bersabda : “Apabila telah datang hari qiamat, Allah akan mengumpulkan suatu kaum yang (sinar) wajah mereka seperti bintang, kemudian Malaikat berkata kepada mereka : “Apakah amalan kalian ?”, kemudian mereka berkata : “Keadaan kami sewaktu mendengar adzan, maka kami berdiri (berangkat) menuju Thoharoh (bersuci) dan berwudhu, dan kami tidak terlena oleh apapun kecuali wudhu. Dan ada kaum yang wajah mereka seperti bulan, kemudian bertanya Malaikat kepada mereka : “Apakah amalan kalian ?”, kemudian mereka berkata : “Keadaan kami telah berwudhu sebelum adzan”, dan ada kaum yang wajah mereka seperti matahari, kemudian mereka berkata setelah ditanya : “Keadaan kami mendengar adzan didalam Masjid”.
(Durrotul Waaidzin)

Riwayat dari Nabi saw, sesungguhnya Beliau telah bersabda : “Apabila bertakbir seorang hamba karena akan melaksanakan sholat, Allah berfirman kepada Malaikat: “Angkatlah olehmu atas dosa-dosa hamba-Ku dari tubuhnya sehingga beribadah kepada-Ku dalam keadaan suci”. Kemudian Malaikat mengangkat dosa-dosanya semuanya, kemudian setelah hamba itu selesai dari sholatnya, kemudian Malaikat berkata : “Ya Tuhan kami, apakah kami harus mengembalikan lagi dosa kepadanya ?”, Allah berfirman : “Hai Malaikat-Ku, tidaklah pantas dengan kemuliaan-Ku, kecuali Aku mengampuni, dan Aku telah menagmpuni kesalahannya”.

Dari Nabi saw, sesungguhnya Nabi saw telaha bersabda : “Sesungguhnya Allah ta’ala mengumpulkan masjid dunia pada hari Qiamat seperti beberapa rombongan onta yang putih, kakinya dari ambar dan punggungnya dari ja’faron dan kepalanya dari miski (kesturi) dan telinganya dari zabarjad yang hijau dan muadzinnya yang menuntunnya dan imamnya yang memberi petunjuk (mengemudinya), kemudian melewati padang mahsyar dihari qiamat seperti kilat yang menyambar, kemudian berkata ahli qiamat : “Apakah mereka dari golongan Malaikat Muqorrobin atau dari golongan para Nabi dan para rasul ?”,kemudian dijawab : “Bukan, bahkan mereka dari umat Nabi Muhammad saw yang selalu menjaga sholatnya dengan berjama’ah”.

Oleh karena itu, bersabda Nabi saw : “Barangsiapa yang berwudhu dengan air yang mengalir, kemudian sholat dibelakang imam yang qori’ (fasih membaca al-qur’an), maka ia berhak mendapatkan rahmat Allah ta’ala yang Maha Menciptakan”.
(Zubdatul Waaidzin)

Diriwayatkan dari Nabi saw, sesungguhnya Beliau bersabda : “Ketika Allah menciptakan Malaikat Jibril as dalam bentuk yang baik rupa dan menjadikan kepadanya 600 sayap yang panjangnya setiap sayap yaitu antara timur dan barat, kemudian Malaikat melihat kepada dirinya sendiri, kemudian berkata : “Ya Ilahi, apakah Engkau menciptakan makhluk yang lebih baik daripada aku?”, Allah berfirman : “Tidak”, kemudian Jibril berdiri dan sholat, dari setiap raka’at selama 20.000 tahun, kemudian setelah selesai dari sholat, Allah ta’ala berfirman : “Hai Jibril, ibadahmu kepada-Ku merupakan hak beribadah kepada-Ku (sudah sepantasnya Allah disembah) dan tidak ada seorangpun yang beribadah kepada-Ku yang menyerupai ibadahmu kepada-Ku, tetapi akan datang pada akhir zaman seorang Nabi yang mulia lagi yang dikasihi oleh-Ku yang bernama Muhammad dan besertanya umat yang lemah yang berdosa yang sholat 2 raka’at serta lalai dan kurang (sempurna) dalam waktu yang sebentar dan banyak khayalan (melamun) dan dosa besar, maka Demi Kemuliaan-Ku dan keAgungan-Ku, sesungguhnya sholat mereka lebih Aku sukai daripada sholatmu, karena sesungguhnya sholatnya mereka atas dasar perintah-Ku, sedangkan sholatmu tanpa perintah-Ku”, berkata Jibril : “Ya Rabbi, apa yang akan Kau berikan kepada mereka sebagai pembalasan yang setimpal atas ibadah mereka ?”, Allah berfirman : “Aku akan memberikan kepada mereka Syurga Ma’wa”, kemudian Malaikat meminta izin kepada Allah ta’ala bahwa ia ingin melihatnya, kemudian Allah mengizinkan kepadanya, kemudian datang Jibril (ke surga itu), dan membuka semua sayapnya kemudian terbang. Maka ketika ia membuka kedua sayapnya, memakan waktu yang lama selama 3000 tahun, dan ketika menutupkan sayapnya juga selama seperti itu (yaitu 3000 tahun), kemudian terbang selama 3000 tahun kemudian ia merasa lelah dan turun dibawah naungan sebuah pohon dan bersujud kepada Allah dan berkata didalam sujudnya : “ Ya Ilahi, apakah aku telah sampai setengahnya dari surga atau sepertiganya atau seperempatnya?”, Allah berfirman : “Hai Jibril, kalaulah engkau terbang dalam waktu 300.000 tahun, walaupun Aku memberikan kepadamu kekuatan seperti kekuatanmu dan sayap seperti sayapmu, kemudian terbang seperti terbangmu, tidak akan sampai kepada sepersepuluh dari perpuluh (artinya: satu per seratus) dari apa yang akan Aku berikan kepada umat Nabi Muhammad dari pembalasan 2 raka’at dari sholatnya”.
( Misykatul Anwar)

Dari Nabi saw, sesungguhnya Beliau bersabda : “Barangsiapa yang membaca sholawat kepadaku karena mengagungkan aku, maka Allah menjadikan dari sholawat itu seorang Malaikat yang memiliki 2 sayap, satu sayap ditimur dan satu sayap dibarat dan kedua kakinya ada dibawah bumi yang ketujuh dan bahunya menyentuh Arasy dan Allah berfirman kepada Malaikat ini : “Minta ampunlah kamu untuk hamba-Ku seperti ia membaca sholawat atas Nabi Muhammad saw”. Maka memintakan ampun Malaikat untuknya sampai hari qiamat”.
(Zubdatul Waa’idzin)
Telah bersabda Rasululloh saw : “Diriwayatkan dari Allah ta’ala, sesungguhnya Allah berfirman : “Tiga perkara barangsiapa yang memeliharanya, maka ia menjadi wali-Ku dengan hak (benar), dan barangsiapa yang menyia-nyiakannya, maka ia menjadi musuh-Ku dengan hak “. Ditanya : “Ya Rasululloh, apakah ketiga perkara itu?”, Bersabda Nabi saw : “1. Sholat, 2. Puasa, 3. Mandi Janabat”. Bersabda Nabi saw : “Ketiga perkara itu adalah amanat antara Allah dengan hambaNya, Allah menyuruh memelihara ketiga perkara itu”.

Dan yang dimaksud dengan 3 perkara itu : Mengerjakan sholat pada waktunya dengan menyempurnakan fardu-fardunya dan kewajibannya dan sunat-sunatnya sehingga seorang lelaki apabila sholat dilain waktu, maka ia telah melalaikan sholatnya sebagaimana yang telah diriwayatkan didalam hadits, sesungguhnya Nabi saw bersabda : “Pada malam di isro’kannya aku ke langit, aku melihat seorang lelaki dan perempuan yang memukul-mukul kepala mereka, kemudian mengalir darahnya seperti sungai yang besar, mereka berkata : “Aduh celaka dan binasa”. Aku berkata : “Ya Jibril, siapakah mereka ?”, Malaikat berkata : “Mereka ialah orang-orang yang sholat bukan pada waktunya”, dan adapun dalilnya riwayat tersebut adalah firman Allah ta’ala : “Maka datang setelah mereka kaum yang melalaikan sholat dan menuruti hawa nafsu” (Al-Ayat)

Dan begitu juga apabila tidak sholat dengan berjama’ah, seperti riwayat : “Sesungguhnya seorang lelaki datang kepada Nabi saw kemudian berkata : “Aku melihat didalam mimpi seolah-olah disalah satu tanganku ada 20 dinar dan ditangan satunya lagi ada 4 dinar, kemudian jatuh yang 20 dinar dari tanganku dan menjadi warna merah yang 4 dinar”, berkata Nabi saw : “Apakah kamu sholat isya dengan berjama’ah?”, ia berkata : “Tidak”. Berkata Nabi saw : “Adapun yang jatuh dari tanganmu itu adalah keutamaan sholat berjama’ah yang hilang darimu, dan adapun yang 4 dinar, maka itu adalah sholatmu dirumah yang tidak diterima darimu”.
(Zahrotur Riyadh)

Bersabda Nabi saw : “Barangsiapa yang mememelihara sholatnya, maka sholatnya jadi cahaya baginya dan dalil dan keselamatan dihari qiamat, dan barangsiapa yang tidak menjaga sholatnya, maka tidak akan menjadi cahaya baginya dan dalil dan keselamatan”.
(Tabyinul Maharim)

Bersabda Nabi saw : “Sepuluh golongan orang yang tidak diterima Allah sholatnya :

  • Lelaki yang sholatnya dengan sendirian tanpa membaca Al-Fatihah,
  • Lelaki yang sholat dan tidak mengeluarkan zakat,
  • Lelaki yang sholat mengimami suatu kaum, sedangkan mereka membenci kepadanya,
  • Lelaki mamluk (hamba sahaya) yang lari (kabur dari majikan)
  • Lelaki yang candu meminum khamr (arak),
  • Perempuan yang suaminya membenci kepadanya,
  • Perempuan yang sholatnya tanpa memakai kerudung,
  • Imam yang sombong dan zalim,
  • Lelaki yang memakan riba,
  • Lelaki yang tidak mencegah sholatnya dari perbuatan fahsya (keji) dan munkar (jahat).


Bersabda Nabi saw : “Barangsiapa yang tidak mencegah sholatnya dari fahsya dan munkar, maka tidak akan bertambah sholatnya disisi Allah kecuali kemurkaan dan dijauhkan dari rahmat”.

Dan berkata Hasan ra : “Apabila tidak mencegah sholatmu dari fahsya, maka kamu bukan orang yang selalu sholat, dan dikembalikan sholatmu dihari Qiamat kewajahmu seperti kain lap yang kasar lagi kotor”.

Dan dari Muadz bin Jabal dan Jabir bin Abdillah ra, sesungguhnya mereka berdua berkata : “Sewaktu dimi’rajkan Nabi saw pada malam mi’raj ke langit, beliau melihat dilangit pertama Malaikat yang berdzikir kepada Allah dari sejak Allah menciptakan mereka, dan di langit kedua beliau melihat Malaikat yang sedang ruku’ kepada Allah ta’ala semenjak Allah menciptakan mereka dan tidak mengangkatkan kepalanya, dan dilangit yang ketiga Beliau melihat Malaikat yang sedang sujud kepada Allah ta’ala semenjak Allah menciptakan mereka, tidak mengangkatkan kepalanya kecuali pada saat salam kepada mereka Nabi kita Muhammad saw, kemudian mereka mengangkatkan kepalanya dan menjawab salamnya Nabi saw, kemudian mereka sujud kembali yang kedua sampai hari qiamat. Oleh karena itu dijadikan sujud dalam sholat dua kali, Dan dilangit yang ke empat, Nabi saw melihat Malaikat yang sedang tasyahud, dan dilangit yang ke enam, Nabi saw melihat Malaikat yang sedang membaca tasbih dan tahlil, dan dilangit yang ke Tujuh, Nabi saw melihat Malaikat yang sedang membaca salam semenjak Allah menciptakan mereka, maka bermaksud Nabi saw didalam hati dan menginginkan bahwa keadaan tersebut bagi Nabi dan umatnya semuanya ini merupakan ibadah, maka Allah mengetahui keinginannya itu sedangkan Nabi sangat sekali menginginkannya, kemudian Allah mengumpulkan ibadahnya Malaikat langit yang Tujuh tersebut dan memulaiakn Nabi saw dengan ibadah itu. Dan Allah berfirman : “Barangsiapa yang mengerjakan sholat lima waktu, maka sama dengan ibadahnya Malaikat langit yang Tujuh”.
(Rhaudatul Ulama)

Diriwayatkan dari Nabi saw, sesungguhnya Nabi saw bersabda : “Sholat itu keridhoan Tuhan dan sunah Nabi saw dan kesukaan Malaikat dan cahaya ma’rifat dan pokoknya iman dan do’a yang Wajib dan penerima amal dan keberkahan didalam harta dan usaha dan senjata untuk mengalahkan musuh dan yang dibenci oleh syetan dan yang mensyafa’ati (menolong) antara orang yang mengerjakan sholat dengan Malaikat maut dan jadi lampu (penerang) didalam qubur sampai hari qiamat dan jadi naungan diatas kepalanya dihari qiamat dan jadi mahkota diatas kepalanya dan jadi pakaian untuk badannya dan jadi penutup antara ia dan neraka dan jadi hujjah (pembela) dihadapan Tuhan dan pemberat mizan (timbangan amal) dan dapat melewati shirot dan menjadi kunci ke syurga”.

Bersabda Nabi saw : “Apabila telah datang hari Qiamat, maka keluar suatu makhluq melata dari jahanam yang bernama “Huraisy” dari anak Kalajengking yang panjangnya antara langit dan bumi dan lebarnya dari timur ke barat, Malaikat bertanya : “Hai Huraiys, mau kemana engkau pergi dan akan mencari siapa ?”, berkata Huraisy : “Saya mencari 5 golongan orang :

  1. Orang yang suka meninggalkan sholat,
  2. Orang yang meninggalkan zakat,
  3. Orang yang durhaka kepada kedua orangtuanya,
  4. Orang yang suka meminum-minuman khamr (arak),
  5. Orang yang suka mengobrol didalam Masjid yang (topik pembicaraannya) membicarakan tentang hal-hal duniawi.


Oleh karena itu Allah berfirman : “Dan sesungguhnya Masjid itu adalah kepunyaan Allah, maka janganlah engkau beribadah kepada seorangpun beserta Allah (syirik)”. Maka ambillah pelajaran wahai orang-orang yang mempunyai penglihatan hati dan janganlah kamu berada didalam golongan orang-orang yang lupa.
(Zubadatul Waaidzin)


-----------000()000------------


(Dikutip dari Kitab Durratun Naashihiin fil Wa’di wal Irsyad, karangan Syeh Utsman bin Hasan bin Asy-Syakir Al-Khobawy, tahun ke 13 Hijriyah , hal.29-32)
 


---------------------------------------------------------------------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar