Hal-hal yang
Membatalkan Amal
Karya: Dr. Amin bin Abdullah
asy-Syaqawi
Terjemah : Muzaffar Sahidu
Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad
Segala puji hanya bagi Allah, shalawat dan salam
semoga tetap tercurahkan kepada baginda Rasulullah, dan aku bersaksi bahwa
tiada tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya selain Allah yang Maha Esa
dan tiada sekutu bagiNya dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan
utusanNya.. Amma Ba’du.
Allah swt berfirman:
إِنَّ
الَّذِينَ هُم مِّنْ خَشْيَةِ رَبِّهِم مُّشْفِقُون َوَالَّذِينَ هُم بِآيَاتِ
رَبِّهِمْ يُؤْمِنُونَ وَالَّذِينَ هُم بِرَبِّهِمْ لَا يُشْرِكُونَ وَالَّذِينَ
يُؤْتُونَ مَا آتَوا وَّقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلَى رَبِّهِمْ
رَاجِعُونَ أُوْلَئِكَ يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَهُمْ لَهَا سَابِقُونَ
أُوْلَئِكَ يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَهُمْ لَهَا سَابِقُونَ
Sesungguhnya
orang-orang yang berhati-hati karena takut akan (azab) Tuhan mereka, (58)dan
orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Tuhan mereka, (59)dan orang-orang
yang tidak mempersekutukan dengan Tuhan mereka (sesuatu apa pun), (60)Dan
orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang
takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan
mereka, (61)mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan, dan
merekalah orang-orang yang segera memperolehnya.
QS. Al-Mu’minun: 57-61
Dari Aisyah ra berkata: Aku bertanya kepada
Rasulullah saw tentang ayat ini:
وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آتَوا وَّقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ
(Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut)
وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آتَوا وَّقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ
(Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut)
Aisyah berkata: Apakah mereka yang meminum khamar
dan mencuri?. Rasulullah saw menjawab: Tidak demikian wahai anak As-Shiddiq,
akan tetapi mereka yang berpuasa, shalat dan bersehedekah, mereka takut jika
amal mereka tidak diterima, maka mereka inilah yang sebut sebagai orang yang
bersegera dalam kebaikan.[1]
Dan para shahabat Radulullah saw yang
bersungguh-sungguh dalam dalam mengerjakan amal shaleh, mereka takut jika amal
mereka dihapuskan oleh Allah dan khawatir jika tidak diterima, hal itu karena
kekuatan ilmu yang mereka miliki dan kedalaman keimanan mereka. Abu Darda
berkata: Seandainya aku mengetahui bahwa Allah menerima dariku dua rekaat, maka
hal itu lebih aku sukai dari pada dunia dan seisinya. Sebab Allah swt berfirman:
إِنَّمَا
يَتَقَبَّلُ اللّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ
"Sesungguhnya
Allah hanya menerima (kurban) dari orang-orang yang bertakwa". QS. Al-Maidah: 27
Abdullah bin Mulaikah berkata: Aku telah mengetahui
tiga puluh shahabat Rasulullah saw, di mana mereka takut terhadap kemunafikan
yang akan menimpa dirinya. Tidak ada seorangpun di antara mereka yang berkata
bahwa mereka berada pada keimanan seperti keimanan Jibril dan Mika’il alaihimas
salam.
Perakra-perakara yang membatalkan amal sangat
banyak sekali, di antaranya ada yang membatalkan seluruh amal seperti syirik,
kemurtadan dan nifak akbar (kemunafikan yang besar). Selain itu, ada yang
membatalkan amal itu sendiri, seperti menyebut-nyebut shadaqah dan yang
lainnya, dan saya hanya akan menyebutkan lima perkara saja, semoga lima perkara
perkara pembatal amal ini akan menanamkan kewaspadaan bagi kita atas perkara
yang lain:
Pertama: Syirik kepada Allah. Syirik adalah
penghapus semua amal. Allah swt berfirman kepada Nabi Muhammad saw:
وَلَقَدْ
أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ
لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Dan
sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu:
"Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan
tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.
QS. Al-Zumar: 65
وَقَدِمْنَا
إِلَى مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاء مَّنثُورًا
Dan
Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu
yang berterbangan. QS. Al-Furqon: 23
Dari
Abi Sa’d bin Abi Fadholah Al-Anshori dan
dia teramsuk salah seorang shahabat, dia berkata: Aku mendengar Rasulullah saw
bersabda: Apabila Allah mengumpulkan manusia pada hari kiamat, hari yang tidak
ada keraguan padanya, datanglah penyeru dan berkata: Barangsiapa yang
mempersekutukan Allah dengan seseorang pada sebuah amal yang dikerjakannya
karena Allah maka hendaklah dia meminta pahalanya kepada selain Allah, sebab
Allah adalah zat yang paling tidak butuh terhadap sekutu”.[2]
Kedua: Riya’, dan dia bagi menjadi dua bagian:
Pertama:
Seseorang beramal dengan maksud selain Allah. Maka ini adalah syirik yang bisa
menghapuskan amal, dan sebagian ahlul ilmi berkata: syirik dalam niat dan
maksud serta tujuan. Allah swt berfirman:
مَن كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ
الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا
لاَ يُبْخَسُونَ أُوْلَـئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الآخِرَةِ إِلاَّ
النَّارُ وَحَبِطَ مَا صَنَعُواْ فِيهَا وَبَاطِلٌ مَّا كَانُواْ يَعْمَلُونَ
Barang
siapa yang menghendaki kehidupan dunia dan
perhiasannya, niscaya Kami
berikan kepada mereka balasan
pekerjaan mereka di dunia
dengan sempurna dan mereka di dunia
itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak
memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang
telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan?
pahalanya di akhirat nanti. QS. Hud: 15-16
Ibnu
Abbas berakata: Sesungguhnya orang-orang yang riya’ dalam amal mereka diberikan
balasan kebaikan mereka di dunia dan mereka tidak akan dizalimi walau sekecil
apapun. Ibnu Abbas berkata: Barangsiapa yang beramal shaleh guna mencari dunia
baik amal tersebut berupa puasa, shalat, tahajjud sementara dia tidak
mengamalkannya kecuali untuk tujuan duniawi maka Allah berfirman kepadanya: Aku
akan memberikan balasan bagi amal yang dikerjakannya selama berada di dunia dan
dihapuskan baginya balasan amal yang dikerjakan untuk mencari keduaniaan dan
dia di akherat kelak termasuk orang-orang yang merugi”.[3]
Kedua: Seseorang
beramal untuk mencari keredaan Allah kemudian riya datang menjangkitinya
setelah dia memulai amalnya, maka ini adalah syirik kecil.
Dari Mahmud bin Lubaid ra bahwa Nabi saw bersabda:
Hal yang paling aku takutkan akan menjangkiti kalian adalah syirik kecil”, para
shahabat bertanya apakah yang dimaksud dengan syirik kecil itu wahai
Rasulullah?. “yaitu riya’, Allah akan berkata pada ahri kiamat pada saat Dia
memberikan balasan bagi amal-amal manusia: Pergilah kepada orang yang telah
kalian perlihatkan kebaikan bagi mereka semua kebaikan kalian dan lihatlah
apakah mereka memberikan balasan terhadap apa yang kalian kerjakan?”.[4]
Dari
Abi Sa’id Al-Khudri ra bahwa Nabi saw bersabda: Apakah kalian mau aku
beritahukan tentang sebuah perkara yang lebih aku takutkan daripada Al-Masihud
Dajjal?, yaitu syairik khafi, di mana seseroang mengerjakan shalat lalu dia
memperindah shalatnya karena dia mangetahui bahwa ada orang lain yang melihat
dirinya shalat”.[5]
Sebagian orang meremehkan perkara ini
syirik ini, disebabkan karena penyebutannya dengan nama syirik kecil, dia
dinamakan syirik kecil pada saat dibandingkan dengan syirik besar, walau
demikain dia termasuk lebih besar daripada dosa-dosa yang paling besar, oleh
karena itulah para ulama berkata:
1-Apabila
syirik kecil merasuki sebuah amal ibadah maka amal ibadah tersebut menjadi
rusak dan dihapuskan.
2-Sesungguhnya
pelaku syirik kecil tidak akan diampuni oleh Allah, dan pelakunya tidak
termasuk di dalam orang yang diampuni dengan kehendak Allah seperti apa yang
akan dialami oleh para pelaku dosa besar. Allah swt berfirman:
إِنَّ
اللّهَ لاَ يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَن يَشَاء
Sesungguhnya
Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia
mengampuni dosa yang selain dari
syirik itu bagi siapa yang
dikehendaki-Nya. QS.
Al-Nisa’: 116
Yang
seharusnya bagi orang yang beriman adalah agar dia waspada terhadap semua jenis
kesyirikan dan dia khawatir terhadap dirinya agar tidak dijangkiti oleh
penyakit ini, Nabi Ibrahim alaihis salam sangat takut terjangkiti oleh syirik
padahal dia adalah imam orang-orang yang bertauhid. Dia berkata kepada
Tuhannya:
وَاجْنُبْنِي
وَبَنِيَّ أَن نَّعْبُدَ الأَصْنَامَ
“…dan
jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala”. QS. Ibrahim: 35
Ibrahim
Al-Taimy berkata: Siapakah yang merasa aman dari becana ini setelah nabi
Ibrahim?”.[6]
Ketiga: Menyebut-nyebut
kebaikan dan menyakti hati penerima. Allah swt berfirman:
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ تُبْطِلُواْ صَدَقَاتِكُم بِالْمَنِّ وَالأذَى
Hai
orang-orang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan
menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si
penerima), QS. Al-Baqarah:262
Seorang
penyair berkata:
Dengan menyebut-nyebut kebaikan dirimu telah merusak apa yang
telah kau perbuat dari kebaikan
Bukanlah orang yang mulia itu, orang yang menampakkan kebaikan
lalu dia menyebut-nyebutnya.
Dari
Abu Dzar ra bahwa Nabi saw bersabda: Tiga orang yang tidak akan diajak bicara,
tidak dilihat dan tidak disucikan oleh Allah pada hari kiamat dan bagi mereka
azab yang sangat pedih”. Rasulullah saw menyebutnya sejumlah tiga kali. Abu
Dzar berkata: Mereka kecewa dan merugi wahai Rasulullah. Rasulullah saw
melanjutkan: Orang yang menjulurkan pakaiannya sehingga di bawah mata kaki,
menyebut-nyebut kebaikan dan orang yang menjual barangnya dengan sumpah palsu”.[7]
Keempat: Meninggalkan shalat
asar. Allah swt berfirman:
حَافِظُواْ
عَلَى الصَّلَوَاتِ والصَّلاَةِ الْوُسْطَى
Peliharalah
segala salat (mu), dan (peliharalah) salat
wusthaa.(^) Berdirilah karena
Allah (dalam salatmu) dengan
khusyuk.
Dari
Abi Buraidah ra bahwa Nabi saw bersabda: Barangsiapa yang meninggalkan shalat
asar maka amalnya akan dihapuskan”.[8]
Kelima: Bersumpah
atas nama Allah. Dari Dhomdhom bin Jaus Al-Yamamy berkata: Aku memasuki
mesjid Madinah lalu seorang tua renta memanggilku, dia berkata: Wahai Yamami
kemarilah!. Dan aku tidak mengetahui
orang tersebut. Dia berkata: Janganlah engkau sekali-kali berkata kepada
seorang lelaki: Demi Allah!, Allah pasti tidak mengampunimu selamanya, dan
Allah tidak memasukkanmu ke dalam surga selamanya. Aku bertanya: Siapakah
dirimu, semoga Allah memberikan rahmatNya bagimu? Tanyaku. Dia berkata: Abu
Hurairah. Perawi berkata: Sesungguhnya kalimat ini dikatakan oleh salah seorang
di antara kita kepada orang lain atau kepada istrinya jika dia marah kepadanya.
Abu Hurairah ra berkata: Aku telah mendengar Rasulullah saw bersabda:
Disebutkan bahwa dua orang lelaki yang saling mencintai dari kalangan Bani
Isro’il, salah seorang di antara mereka bersungguh-sungguh dalam ibadah dan
yang lain, sepertinya nabi saw menyebutkannya bahwa dia seorang pendosa. Dia
selalu diperingatkan: Berhentilah dari apa yang engkau lakukan, dia berkata:
Biarkanlah aku bersama tuhanku. Sehingga pada suatu ketika dia mendapatkannya
berbuat suatu dosa yang dianggapnya besar: Temannya memperingatkan:
Berhentilah. Namun orang itu tetap menjawab: Biarkanlah aku bersama tuhanku,
apakah engkau dibangkitkan sebagai pengawas atas perlakuanku?. Orang tersebut
berkata: Sungguh engkau tidak akan diampuni selamanya, dan tidak pula
dimasukkan ke dalam surga selamanya. Nabi saw bersabda: Allah mengutus seorang
malaikat untuk mencabut nyawa mereka berdua, lalu mereka berdua mengadap
Allah, Dia berfirman kepada sang
pendosa: Masuklah surga dengan rahmatKu, dan Dia berfirman kepada yang lain:
Apakah engkau bisa menghalangi rahmatku dari seorang hambaKu?, dia berkata: Tidak
wahai tuhanku. Maka Allah berfirman: Bawalah orang ini ke neraka”. Abu Hurairah
ra berkata: Demi yang jiwaku berada di sisiNya, dia telah mengucapkan suatu
kalimat yang telah menghancurkan dunia dan akheratnya”.[9]
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, semoga
shalawat dan salam tetap tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad dan kepada
keluarga, shahabat serta seluruh pengikut beliau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar