Syafa‘atul ‘Uzhma
ialah semacam pengampunan umum yang diberikan Allah Swt kepada sebahagian
manusia di akhirat nanti dengan memberikan izin kepada Nabi Muhammad saw untuk
melaksanakannya. Pada waktu itu manusia dalam keadaan resah dan bingung
menghadapi nestapa yang mereka alami. Mereka mendatangi para Nabi supaya mereka
memohonkan kepada Allah agar nestapa itu dijauhkan dari mereka. Para Nabi
menyatakan bahwa mereka tidak sanggup melaksanakannya. Akhirnya atas petunjuk
Nabi Isa as mereka mendatangi Nabi Muhammad saw agar beliau memohon kepada
Allah Swt sehingga derita yang mereka tanggung itu hilang. Setelah beliau
berdoa Allah Swt mengabulkannya dengan memberi izin kepada beliau untuk memberi
syafa‘at (pertolongan) kepada mereka. Berdasarkan izin itu beliau
membebaskan orang-orang yang beriman dari derita itu dan memasukkan mereka ke
dalam surga, sedang orang-orang kafir dimasukkan ke dalam neraka, sebagaimana
yang dijelaskan oleh hadits:
عَنْ
أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَجْمَعُ اللهُ النَّاسَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيَقُولُونَ
لَوْ اسْتَشْفَعْنَا عَلَى رَبِّنَا حَتَّى يُرِيحَنَا مِنْ مَكَانِنَا
فَيَأْتُونَ آدَمَ فَيَقُولُونَ أَنْتَ الَّذِي خَلَقَكَ اللهُ بِيَدِهِ وَنَفَخَ
فِيكَ مِنْ رُوحِهِ وَأَمَرَ الْمَلاَئِكَةَ فَسَجَدُوا لَكَ فَاشْفَعْ لَنَا
عِنْدَ رَبِّنَا فَيَقُولُ لَسْتُ هُنَاكُمْ وَيَذْكُرُ خَطِيئَتَهُ وَيَقُولُ
ائْتُوا نُوحًا أَوَّلَ رَسُولٍ بَعَثَهُ اللهُ فَيَأْتُونَهُ فَيَقُولُ لَسْتُ
هُنَاكُمْ وَيَذْكُرُ خَطِيئَتَهُ ائْتُوا إِبْرَاهِيمَ الَّذِي اتَّخَذَهُ اللهُ
خَلِيلاً فَيَأْتُونَهُ فَيَقُولُ لَسْتُ هُنَاكُمْ وَيَذْكُرُ خَطِيئَتَهُ
ائْتُوا مُوسَى الَّذِي كَلَّمَهُ اللهُ فَيَأْتُونَهُ فَيَقُولُ لَسْتُ هُنَاكُمْ
فَيَذْكُرُ خَطِيئَتَهُ ائْتُوا عِيسَى فَيَأْتُونَهُ فَيَقُولُ لَسْتُ هُنَاكُمْ
ائْتُوا مُحَمَّدًا صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَدْ غُفِرَ لَهُ مَا
تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ فَيَأْتُونِي فَأَسْتَأْذِنُ عَلَى
رَبِّي فَإِذَا رَأَيْتُهُ وَقَعْتُ سَاجِدًا فَيَدَعُنِي مَا شَاءَ اللهُ ثُمَّ
يُقَالُ لِي ارْفَعْ رَأْسَكَ سَلْ تُعْطَهْ وَقُلْ يُسْمَعْ وَاشْفَعْ تُشَفَّعْ
فَأَرْفَعُ رَأْسِي فَأَحْمَدُ رَبِّي بِتَحْمِيدٍ يُعَلِّمُنِي ثُمَّ أَشْفَعُ
فَيَحُدُّ لِي حَدًّا ثُمَّ أُخْرِجُهُمْ مِنْ النَّارِ وَأُدْخِلُهُمْ الْجَنَّةَ
ثُمَّ أَعُودُ فَأَقَعُ سَاجِدًا مِثْلَهُ فِي الثَّالِثَةِ أَوْ الرَّابِعَةِ
حَتَّى مَا بَقِيَ فِي النَّارِ إِلاَّ مَنْ حَبَسَهُ الْقُرْآنُ. [رواه البخاري
ومسلم].
Artinya: “Diriwayatkan
dari Anas bin Malik, ia berkata: berkata Rasulullah saw: Nanti Allah akan
mengumpulkan manusia di hari kiamat, lalu mereka berkata, seandainya ada orang
yang memohonkan syafaat kepada Tuhan kami untuk kami sehingga kami terbebas
dari keadaan kami ini. Lalu mereka datang kepada Nabi Adam, mereka berkata:
Engkaulah orang yang diciptakan Allah dengan tangan-Nya (langsung) dan
meniupkan kepada engkau ruh dari-Nya dan memerintahkan malaikat, lalu mereka
sujud kepada engkau, maka berilah kami syafaat yang berasal dari Tuhan kami.
Adam menjawab: bukan aku yang dapat memberikannya, sambil menyebut
kesalahan-kesalahannya. Adam berkata: datanglah kepada Nuh Rasul yang pertama kali
diutus Allah. Lalu mereka datang kepada Nuh dan Nuh menjawab: aku bukanlah
orang yang dapat memberikannya, sambil menyebut kesalahan-kesalahannya. Datanglah
kepada Ibrahim orang yang dijadikan Allah teman-Nya. Lalu mereka datang kepada
Ibrahim dan Ibrahim menjawab: aku bukanlah orang yang dapat memberikannya,
sambil menyebut kesalahan-kesalahannya. Datanglah kepada Musa orang yang pernah
berbicara dengan Allah. Lalu mereka datang kepada Musa dan Musa menjawab: aku
bukanlah orang yang dapat memberikannya, sambil menyebut kesalahan-kesalahannya.
Datanglah kepada Isa dan Isa menjawab: aku bukanlah orang yang dapat
memberikannya, datanglah kepada Muhammad saw, karena sesungguhnya Muhammad
telah diampuni dosa-dosanya yang terdahulu dan yang akan datang. Mereka pun
mendatangiku, maka aku pergi minta izin kepada Tuhanku. Maka ketika aku
melihat-Nya aku segera sujud, Ia membiarkanku sesuai dengan yang
dikehendaki-Nya. Kemudian dikatakan: Angkatlah kepala engkau, mintalah pasti
diberi, katakanlah niscaya akan didengar, mintalah syafaat pasti diberi. Lalu
aku mengangkat kepalaku, lalu aku memanjatkan pujian kepada Tuhanku sesuai
dengan yang diajarkan kepadaku, kemudian aku diizinkan memberi syafaat kepada
orang-orang tertentu. Kemudian aku keluarkan mereka dari neraka dan aku
masukkan ke dalam surga. Kemudian aku kembali menyatakan dan bersujud seperti
semula, kemudian ketiga dan keempat, sehingga yang tinggal dalam neraka adalah
orang yang tidak percaya dan menantang al-Qur’an.” [HR. al-Bukhari dan
Muslim].
Di samping hadits di
atas, ada lagi beberapa hadits shahih yang menerangkan tentang syafaat itu dan
isinya sama dengan isi hadits di atas.
Dari penjelasan
hadits di atas, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
a.
Hak memberi syafaat itu hanya
ada pada Allah, sebagai yang ditegaskannya:
مَنْ ذَا الَّذِي
يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ. [البقرة (2): 255].
Artinya: “Siapakah yang dapat memberi syafa‘at di sisi Allah tanpa izin-Nya.” [QS. al-Baqarah (2): 255].
b.
Pada hari kiamat Nabi Muhammad
saw diberi izin oleh Allah untuk memberi syafaat kepada sebahagian manusia
sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan-Nya.
c. Di antara yang diberi syafaat itu ialah orang-orang
yang beriman kepada al-Qur’an dan tidak menentangnya. Wallahu a’lam
bish-shawwab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar